Sebagai
Rasul terakhir Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah
adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk
seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah
membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah
tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus
dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar
peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).
Kesuksesan
Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli
sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW
ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli
sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang
pebisnis
ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga
kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam
bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi
wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu memeliharanya.
Abu
Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya sendiri
adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari Rasulullah SAW
cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi bersama
untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang
kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12
tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia
belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas
dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.
Kejujuran
itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari Al
Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang
kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati
kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin
(Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW
melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke
Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua lawatan bisnis,
Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak pernah
mendapatkan kerugian.
Lima
dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang
wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid.
Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar
reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang
amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer
bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi
pada usia 40 tahun, Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga
sangat maju pesat.
Boleh dikatakan
bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada saat
beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian
Muhammad adalah bisnis konglomerat. Pola
manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga bisnis
junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ?
Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W.
Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen
sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah
mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan
praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola
proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis
serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Seperti
dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A Trader”
bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat
perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh.
Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan
dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan
rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam
berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen
bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction),
pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan, efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif.
Dalam
menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran
(transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam
menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya. Ternyata
prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk
menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti
mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya
(melakukan service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas
layanan beliau (melakukan prinsip customer satisfaction).
Dalam
melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil margin
keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis
lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan
secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin keuntungan
yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya
selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli barang-barang jualan
Muhammad daripada pedagang lain karena bisa mendapatkan harga lebih
murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau melakukan prinsip
persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin efisien
dan efektif.
Boleh
dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan prinsip
kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak
segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi
dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika menjadi
kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan prinsip-prinsip
bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal itu, beliau
melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal. Beliau pula
yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai
asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah
terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang
dibangun atas dasar saling setuju.
Berdasarkan
apa yang dibahas di atas ini, jelas junjungan yang kita cintai itu
adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang mendahului
zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen Rasulullah
SAW baru dikenal luas dan diimplementasikan para pebisnis modern
sejak abad ke-20, padahal Rasulullah SAW hidup pada abad ke-7. Pakar
manejemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun mengakuinya
dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan niscaya juga akan
sukses jika mau menduplikasi karakter Muhammad SAW dalam
berbisnis. Dengan begitu, kita dapat mengatakan kepada pelaku bisnis,
“Ingin bisnis sukses, jalankan manajemen bisnis Muhammad SAW!” Selamat
mencoba dan semoga bermanfaat.
Post a Comment