SPPN DKI JAKARTA
Blognya Sekolah Pertanian DKI Jakarta n Tempat Gaulnya Para Siswa dan Alumnus SPN (SPP - SPMA) DKI Jakarta di Dunia Maya

Budidaya Krisan Bunga Potong

Labels:

I. Pendahuluan
Krisan atau dikenal juga dengan sebutan bunga seruni, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara komersial. Di Indonesia, krisan biasa dibudidayakan di dataran medium dan dataran tinggi. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Timur tepatnya daratan Cina. Belum ditemukan data atau informasi yang pasti tentang kapan tanaman krisan masuk ke wilayah Indonesia. Namun, beberapa literatur menunjukkan sekitar tahun 1800 krisan mulai ditanam di Indonesia dan sejak tahun 1940, krisan mulai dibudidayakan secara komersial sebagai tanaman hias. Beberapa daerah sentra produksi tanaman hias krisan di antaranya adalah Cipanas (Cianjur), Sukabumi, Lembang (Bandung), Bandungan (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), dan Berastagi (Sumatera Utara). Pada saat ini krisan telah dibudidayakan di daerah-daerah lain, seperti NTB, Bali Sulawesi Utara dan Sumatera Selatan.

Pada perdagangan internasional tanaman hias, krisan merupakan komoditas bunga potong andalan yang penting. Pada tahun 2003, perdagangan komoditas ini di Indonesia mengalami surplus sekitar US $ satu juta. Ekspor komoditas non anggrek ini ke negara-negera tujuan seperti Hongkong, Jepang, Singapura dan Malaysia pun mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, dan proyeksi ekspor pada tahun 2007 diperkirakan mencapai sekitar US $ 15 juta (BPS, 2005). Sekalipun demikian, hingga saat ini pasokan krisan belum mencukupi kebutuhan permintaan dunia. Negara-negara penghasil utama krisan seperti Jepang dan Belanda hanya mensuplai kurang dari 60% dan kontribusi negara-negara penghasil krisan di Asia Tenggara seperti Indonesia hanya sekitar 10 % dari total permintaan dunia. Dengan demikian, peluang bisnis bunga krisan masih sangat menjanjikan. Peningkatan ekspor bunga krisan dengan mutu yang memadai ke pasaran internasional masih sangat terbuka lebar.

Kualitas dan mutu bunga adalah faktor yang sangat mempengaruhi harga jual bunga potong krisan. Banyak kasus menunjukkan bahwa bunga potong krisan yang dihasilkan oleh petani tradisional di Indonesia bermutu rendah. Hal ini berdampak terhadap harga jual bunga yang rendah dan tidak dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Akibatnya, usahatani krisan menjadi tidak ekonomis dan kurang menguntungkan, sehingga banyak petani krisan mengalihkan usahanya pada bidang lain. Oleh karena itu, peningkatan produksi harus disertai dengan perbaikan teknologi budidaya untuk meningkatkan kualitas produksi hingga akhirnya diharapkan terjadi peningkatan harga jual produk. Perbaikan teknik budidaya ini dilakukan dengan menerapkan teknologi budidaya anjuran spesifik lokasi dan komponen-komponen lain dalam budidaya secara terpadu. Beberapa aspek budidaya tanaman krisan bunga potong akan dijelaskan pada bab-bab berikutnya beserta hal-hal yang melatar belakanginya.

Sumber : Budiarto, K.,Y. Sulyo, Ruud Maaswinkel dan S. Wuryaningsih. 2006. Budidaya krisan bunga ppotong: Prosedur sistem produksi.Jakarta. Puslitbanghorti. 60 hal. ISBN : 979-8842-20-0


0 comments:

Popular Posts

Followers